Balai Bahasa Provinsi Aceh

logo tut wuri handayani kemendikbud

Balai Bahasa Provinsi Aceh

Gambar Pengumuman Lomba Hiem dan Baca Naskah Lama
Gambar Pengumuman Lomba Hiem dan Baca Naskah Lama

Anda tahu hiem? Ya, teka-teki khas orang Aceh. Orang gayo menyebutnya “keketiken”, dan orang Jawa menyebutnya “cangkriman”. Meskipun tidak persis, memang hampir setiap masyarakat etnik Nusantara memiliki bentuk teka-teki khas dengan sebutan yang beragam.
Hiem merupakan sastra lisan mirip pantun, diucapkan dengan irama tertentu, tetapi tidak sejalu bersajak. Isinya dapat terdiri atas satu baris, dua baris, tiga baris, empat baris, bahkan enam baris.

Selain seni adu pikir dan olah kata, hiem berfungsi sebagai hiburan. Sebagai teka-teki, ber-hiem berlangsung berbalasan antara dua pihak secara bergantian (sebagai penanya dan penjawab).

Selanjutnya, naskah lama itu apa? Teks-teks kuno peninggalan orang dahulu dalam berbagai bentuk, karena sudah lama disebut naskah lama atau naskah kuno. Di Indonesia, selain dalam bahasa Melayu, Arab, dan bahasa asing lainnya, naskah tersebut juga banyak yang tertulis dalam bahasa dan tulisan etnik (daerah).

Di daerah Aceh, banyak ditemukan naskah yang ditulis dengan aksara Arab Jawi atau sering juga disebut Arab Melayu. Tidak hanya berbahasa Melayu dan Arab, sebagian naskah tersebut juga ditulis dengan bahasa Aceh.

Nah, jika Anda memiliki kemampuan meuhiem atau membaca naskah kuno (berbahasa Aceh beraksara Arab Jawi/Melayu), ikutilah Lomba Hiem atau Lomba Baca Naskah Lama di Balai Bahasa Aceh! Informasi lebih lanjut tentang kedua lomba tersebut dapat Anda baca dalam brosur di bawah ini.

Brosur Lomba Hiem dan Naskah Lama

Tentang penulis

Tinggalkan balasan!