Ternyata daun phak chee tersebut selalu ada dalam setiap makanan dan lauk yang dimasak di Patani. Bahkan di beberapa rumah makan dan pesta yang saya datangi , daun tersebut dihidangkan bersama irisan timun, dan daun kol sebagai lalap.
Tidak bisa dipungkiri jika makanan di Thailand Selatan enak-enak dan sesuai dengan lidah sebagian orang Indonesia yang pernah tinggal dan berkunjung kesana, seperti saya. Ada banyak menu olahan makanan di Patani yang mirip-mirip dengan masakan Indonesia. kebanyakan kue-kue tradisional di Patani persis seperti kue di Sumatra dan Jawa, seperti Klepon, Nagasari, Kue lapis, Gorengan dsb. Ada juga menu makan berat dan lauk yang khas dari Thailand yang tidak ada di Indonesia, seperti Tomyam, Somtam, Nasi krabu, dll. Kekhasan makanan di Patani ini membuat setiap orang ingin mencoba dan merasakannya.
Saya sebagai seorang yang baru pertama datang ke Patani juga tidak sungkan untuk mencicipi beberapa makanan khas setempat. Bagi saya beberapa makanan di sini enak, sesuai dengan lidah dan perut walaupun ada sedikit bumbu yang agak berbeda sehingga saya akan sangat berhati-hati bila memakannya.
Di Thailand Selatan, lauk pauk serta beberapa makanannya identik dengan asam dan pedas. Menurut beberapa kawan di kampus Fatoni, semakin ke arah utara Thailand makanannya semakin pedas dan asam. Bagi orang yang baru makan Tomyam di Thailand mungkin akan sangat terasa asam dan pedasnya. Tapi bagi yang sudah terbiasa makan pedas mungkin tidak masalah. Tetapi saya akui bahwa masyarakat Thailand suka makanan yang asam-asam.
Dari berbagai lauk makanan Thailand yang pernah saya coba, ada satu bumbu yang tak pernah ketinggalan dimasukkan di dalamnya yaitu phak chee, sejenis daun seledri. Saat pertama sekali saya lihat daun tersebut yang ditaburi diatas makanan Saya berpikir itu adalah daun seledri, tetapi waktu saya cicipi kuah tomyan yang ditaburi daun phak chee tersebut, rasanya saya mau muntah. Rasa dan baunya tidak bisa diterima oleh mulut dan hidung saya.
Masih teringat sekali saya waktu pertama tiba di Bandara Hatyai. Saat itu sekitar pukul 20.00 malam. Saya dijemput oleh seorang dosen dari Indonesia yang sudah mengabdi di Kampus Fatoni selama 2 tahun bersama seorang sopir kampus Fatoni, mereka memanggilnya “Be Pa”. Kemudian setelah berkenalan beberapa saat kami bertiga langsung menuju ke Universiats Fatoni yang letaknya sekitar 130 Km dari bandara Hatyai. Karena kami bertiga sama-sama belum sempat makan malam, kami pun berhenti dan beristirahat sejenak di sebuah galon minyak sekaligus untuk makan malam. Ada banyak makanan yang dipesan dan dihidang di atas meja. Ada tomyam, daging goreng, phakphet (makan daging super pedas), sop daging dan tentunya telur dadar.
Mereka mempersilahkan saya terlebih dulu sebagai seorang tamu untuk menciduk tomyam. Saya mencoba merasa tomyan tersebut, ternyata sangat pedas dan ketika saya mencoba memakan taburan irisan daun yang saya kira itu daun seledri, saya hampir muntah. Saya pikir ini, perasaan saya saja yang sudah masuk angin karena telat makan malam. Kemudian saya juga mencoba lagi sop sapi yang di atasnya juga ditaburi irisan daun yang sama , dan lagi-lagi saya enek dan membuang makan dalam mulut saya. Lalu saya bertanya kepada “Be Pa” daun apa yang ditaburi dalam makanan tersebut. Dia mengatakan itu phak chee , daun penyedap yang selalu ditaburi dalam setiap makanan. Bagi saya daun phak chee tersebut rasanya enek dan baunya tidak ada dan tersimpan dalam memori kepala saya sebelumnya.
Ternyata daun phak chee tersebut selalu ada dalam setiap makanan dan lauk yang dimasak di Patani. Bahkan di beberapa rumah makan dan pesta yang saya datangi , daun tersebut dihidangkan bersama irisan timun, dan daun kol sebagai lalap. Semenjak saat itu bila saya memesan makanan yang baru dimasak seperti, tomyam, ataupun sekedar dadar telur maka saya akan minta supaya daun phak chee tidak dimasukkan.
Tetapi kadang-kadang tukang masak pun lupa sehingga saya pun harus memilah dulu untuk mencicipi makanan yang bertabur daun tersebut. Pesan saya, bila Anda ke Thailand dan menjumpai taburan sejenis daun seledri di dalam makanan dan lauk yang Anda pesan dan dihidangkan di depan Anda, maka saya pastikan itu daun phak chee. Saya juga menyarankan Anda untuk mencicipi daun tersebut, siapa tahu lidah dan hidung Anda bisa menerimanya.