Balai Bahasa Provinsi Aceh

logo tut wuri handayani kemendikbud

Balai Bahasa Provinsi Aceh

“Apa minuman yang akan kita buat untuk berbuka puasa hari ini?” tanya Lin kepada kakaknya yang bernama Far dan kedua adiknya yang bernama Dan dan Ran.
“Bagaimana jika kita membuat es campur?”usul Ran. Ia membayangkan kelezatan rasa es campur yang terbuat dari cendol, biji delima, cincau hitam, tape, kacang hijau, kacang merah ditambah air gula merah beserta santan dan serutan es batu. Sedapnya.
“Kita tidak mempunyai bahan untuk membuat es campur. Akan tetapi, ada minuman yang bahan-bahannya ada di sekitar kita,” kata Dan.
“Minuman apa?” tanya Ran.
“Sup buah,” sahut Dan.
“Sup buah bahannya kan banyak,” ujar Ran.
“Ya, kita menggunakan buah-buahan yang ada di sekitar kita saja,” kata Dan.
“Memangnya buahnya ada, Bang?” tanya Ran lagi.
“Alhamdulillah, buahnya ada. Sekarang Kamu ikut aku untuk memetik buah. Aku akan mengambil gunting dan keranjang untuk meletakkan buah,” ujar Dan.
“Kalian saja yang pergi memetik buah. Aku dan Kak Lin akan menyiapkan makanan lain untuk berbuka puasa,” ujar Far kepada kedua adiknya.
“Kakak mau menyiapkan makanan apa?” tanya Ran.
“Bakwan, telur balado, dan sayur capcay,” jawab Far.
“Enak semua itu, Kak, makanannya,” kata Ran.
“Ya, Kamu kan suka makan. Jadi, semua makanan enak,” kata Far.
Ran lalu diajak oleh Dan menuju ke kebun kecil berukuran sekitar seratus lima puluh meter persegi. Kebun itu berada di samping rumah dan dipagari dengan menggunakan batako. Ada beberapa pohon buah yang ditanam oleh Dan dan semuanya berbuah lebat. Ia memang memiliki hobi berkebun.
“Banyak juga ya Bang, buahnya,” ujar Ran sambil melihat ke sekelilingnya. Ada melon dan anggur di dalam pot, kelengkeng, pepaya, buah naga, dan nangka yang pohonnya tumbuh di tanah.
“Aku saja yang memetik buahnya, Bang,” kata Ran kepada Dan.
Setelah memetik buah-buahan, Dan dan Ran kembali ke rumah. Kemudian Ran membantu Dan membuat sup buah. Ia mengupas buah lalu memotong-motongnya. Semua buah dicampur menjadi satu ditambah air gula, sirup merah, nata de coco, dan susu kental manis.
“Esnya nanti saja dimasukkan sekitar sepuluh menit sebelum berbuka puasa,” ujar Dan.
“Bang, ini sup buahnya jadinya banyak,” kata Ran.
“Sebagian kita bagikan untuk tetangga-tetangga kita. Ayo kita masukkan ke dalam wadah lalu kita antar ke rumah mereka,” ajak Dan.
“Tunggu, bakwan yang kami buat juga sudah siap. Bakwannya pun banyak. Sebagian juga dapat kita berikan untuk tetangga. Ada sup buah dan ada bakwan,” ujar Kak Lin.
“Alhamdulillah,” ucap Far, Dan, dan Ran

Nurhaida
Kampung di Tepi Sungai, Selasa, 28 April 2020.

Tentang penulis

Tinggalkan balasan!