Menutup tahun 2021, Balai Bahasa Provinsi Aceh (BBPA) mempersembahkan Kamus Kemaritiman Aceh–Indonesia versi cetak dan daring kepada publik. Kamus tersebut diluncurkan secara resmi oleh Kepala Bidang Pembinaan SMA dan PKLK, Hamdani, S.Pd., M.Pd. mewakili Kepala Dinas Pendidikan Aceh dalam acara yang digelar pada Jumat (24-12-2021) di Aula Abdul Djunaidi BBPA.
Selain pimpinan dan staf BBPA, acara ini turut dihadiri oleh puluhan tamu undangan dari: unsur pemerintah daerah (Dinas Pendidikan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perpustakaan dan Arsip, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata); perwakilan perguruan tinggi (UIN Ar-Raniry, USK, Universitas Abul Yatama, Unmuha, Universitas Serambi Mekah, dan Unversitas BBG); UPT Kemdikbud; perwakilan media; dan komunitas.
“Kehadiran kamus ini adalah bagian dari komitmen kami dalam penguatan bahasa daerah di Provinsi Aceh,” ujar Kepala BBPA, Karyono, S.Pd., M.Hum. dalam sambutannya. “Balai Bahasa menyadari bahwa lambat laun kondisi bahasa-bahasa daerah yang ada di Indonesia termasuk di Aceh semakin terancam. Harapan kami, kamus ini dapat menjadi rujukan bagi khalayak khususnya generasi muda dalam mempelajari dan melestarikan bahasa Aceh”, lanjutnya.
Penyusunan kamus merupakan proses panjang yang memerlukan waktu, kerja keras, kesabaran. Kepala BBPA menjelaskan bahwa kehadiran kamus ini telah melewati banyak tahapan sejak proses pengumpulan dan verifikasi data, seminar, dan penyuntingan yang memakan waktu yang lama sampai pada tahap penerbitan.
Sementara itu, mewakili Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Kepala Bidang Pembinaan SMA dan PKLK, Hamdani, S.Pd., M.Pd. yang diberikan kehormatan untuk meluncurkan kamus ini menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang setinggi-tingginya atas kepedulian BBPA dalam pelestarian dan pemajuan bahasa-bahasa lokal di daerah Aceh. “Kami sangat berterima kasih atas sumbangsih ini dan selalu siap bekerja sama dengan sebaik-baiknya dengan BBPA dalam meningkatkan kemajuan bahasa dan sastra serta gerakan literasi di Aceh,” katanya.
Kamus Kemaritiman Aceh-Indonesia merupakan produk kamus ketiga dalam sejarah BBPA. Kamus ini mengawali model dan strategi baru penyusunan kamus-kamus bahasa daerah yang ke depan akan menggunakan pendekatan bidang. Dengan tetap mengarah pada lahirnya semacam kamus besar yang lengkap, pendekatan ini dipilih dengan alasan kepraktisan dari segi tahapan dan waktu ketimbang penyusunan kamus besar sekaligus yang akan memakan waktu tahunan bahkan puluhan tahun.
Mewakili tim penyusun, Syarifah Zurriyati, S.S. menjelaskan bahwa kamus ini bersifat dinamis dan progresif. “Beda dengan kamus-kamus konvensional, kamus ini akan terus berkembang dan dimutakhirkan secara periodik sesuai dengan perkembangan bahasa masyarakat. Kita mengadopsi KBBI, fitur usulan pengguna dalam versi daring akan memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk memberikan masukan setiap saat,” ungkapnya. Nanti tim redaksi akan melakukan verifikasi dan penyuntingan sebelum usulan-usulan yang masuk dapat diterima,” tambahnya menjelaskan.
Versi cetak kamus ini masih terbatas. Karena belum terdistribusi secara luas, untuk sementara, pembaca yang memerlukan versi cetaknya dapat mengunjungi perpustakaan BBPA. Namun demikian, dalam waktu dekat, anda akan dapat mengakses versi daringnya secara lengkap setelah proses penginputan 918 lemanya tuntas.
Hmmm. Berhubung sudah di pengujung tahun, kamus ini mungkin menjadi kado akhir tahun BBPA. Mudah-mudahan pembaca sekalian berkenan menerimanya.