Cerita Lokal Gayo Memperkaya Bahan Bacaan Literasi

Banyak ragam cerita yang dapat dijadikan sebagai bahan bacaan pengayaan literasi. Dalam konteks penguatan karakter kebangsaan, hal-hal yang berkaitan dengan etnis dan daerah merupakan salah satu sumber ide cerita yang sangat penting dan menarik.

Literasi Aceh Tengah
Kepala Balai Bahasa Provinsi Aceh, Karyono, S.Pd., M.Hum menyampaikan sambutan dalam pembukaan Pelatihan Pemberdayaan Komunitas Penggerak Literasi di Kabupaten Aceh Tengah, Senin, 4 Juli 2022.


Selain meningkatkan kebanggaan etnis dan daerah, bacaan tentang sejarah, penamaan tempat, pakaian, tempat dan kuliner khas, tradisi budaya, peristiwa bencana, dan praktik sosial, dapat membangkitkan kesadaran kebangsaan dan pemahaman tentang keragaman budaya nasional.


Karena dekat dengan kehidupan kita sehari-hari dan erat dengan diri kita secara emosial, cerita tentang banyak hal di daerah jauh lebih mudah dikembangkan. Menurut Salman Yoga, Gayo merupakan salah satu daerah yang kaya cerita. Namun sayangnya, sampai saat ini, sumber-sumber tertulis tentang cerita-cerita tu, masih sangat minim, terutama yang lahir dari tangan para penulis lokal.


Salman memotivasi sekaligus membagikan tips-tips sederhana dalam praktik pengembangan cerita yang bersumber dari kekayaan budaya Gayo dan keunikan masyarakat daerah yang terkenal dengan kopi Gayo itu dalam Pelatihan Pemberdayaan Komunitas Penggerak Literasi di Kabupaten Aceh Tengah yang diadakan oleh Balai Bahasa Provinsi Aceh hari ini di Takengon.


Pelatihan ini dibuka oleh Sekteraris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Tengah, Muslim Hakim, S.Pd. Hadir bersama Plt. Kabid PLS, Irwan Fauzi, S.T., Pak Muslim dalam sambutannya pada acara pembukaan menyampaikan bahwa Agama Islam menempatkan literasi sebagai ajaran penting. “Ayat pertama turun adalah iqra’ (perintah untuk membaca). Ia mengapresiasi para peserta karena telah terlibat dalam menggerakkan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan literasi sebagai modal kehidupan masa depan.


Karyono, S.Pd., M.Hum. yang hadir dalam acara itu mengatakan bahwa pemerintah tidak akan mampu bekerja sendirian dalam menuntaskan program literas. “Kemajuan Literasi memerlukan keseriusan semua pemangku kepentingan, terutama masyarakat,” katanya. Ia mendorong para pegiat literasi agar tetap memiliki semangat kesukarelawanan dan melalui pelatihan dapat memperkuat komitmen sekaligus kemampuan mereka dalam memperkuat komunitas literas yang ada di Aceh Tengah.


Bertempat di Aula SMAN 8 Takengon, Pelatihan Pemberdayaan Komunitas Penggerak Literasi di Kabupaten Aceh Tengah akan beralngsung selama 3 hari. Para peserta dilatih menulis bahan bacaan yang bersumber dari cerita-cerita lokal kedaerahan, menulis cerita anak lengkap dengan ilustrasi gambar, dan manajeman pengembangan komunitas literasi.

Tinggalkan balasan!