Balai Bahasa Provinsi Aceh sedang melakukan upaya untuk merevitalisasi bahasa daerah melalui sekolah guna mengembangkan dan melestarikan bahasa-bahasa di tanah Serambi Mekkah. Menurut Bapak Umar Solikhan, Kepala Balai Bahasa Provinsi Aceh, kondisi bahasa daerah saat ini di dunia dan Indonesia sedang menghadapi ancaman punah yang kritis.Menurutnya, bahasa merupakan bagian yang sangat penting dari budaya, dan jika bahasa daerah punah, kekayaan budaya dalam masyarakat juga ikut hilang. “Kami melihat situasi dan kondisi bahwa keberadaan bahasa daerah berada dalam keadaan rentan, tidak aman, dan bahkan terancam punah. Oleh karena itu, kami melakukan upaya revitalisasi untuk memastikan kelestarian bahasa daerah,” jelas Umar pada Kamis, 6 Juli 2023.
Asisten I Gayo Lues membuka pelatihan guru master revitalisasi bahasa daerah Gayo untuk membantu perkembangan bahasa ibu di Kabupaten Gayo Lues pada Selasa, 4 Juli 2023. Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Aceh, Ketua PGRI Gayo Lues, Kepala Dinas Pendidikan Gayo Lues, Ketua MPD Gayo Lues, serta peserta undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Asisten I Gayo Lues, Bapak Muslim menyatakan bahwa upaya revitalisasi bahasa tersebut juga merupakan tanggung jawab pemerintah daerah, khususnya Kabupaten Gayo Lues yang menjadi salah satu pemilik bahasa yang direvitalisasi. “Kami menyambut baik program revitalisasi bahasa daerah Gayo ini. Semoga program ini dapat menjadikan bahasa Gayo sebagai kekuatan budaya dan identitas yang baik bagi anak-anak, terutama yang lahir di tanah Gayo,” katanya.
Ia menambahkan bahwa pemerintah daerah siap mendukung program tersebut agar generasi muda dapat melestarikan bahasa daerah, terutama melalui pendidikan di sekolah-sekolah. “Saya berharap peserta pelatihan ini dapat mengaplikasikan pengetahuan yang mereka peroleh ke sekolah dan komunitas. Saya juga berharap para guru dapat memotivasi dan memberikan pemikiran positif dalam diskusi tentang bahasa,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Balai Bahasa Provinsi Aceh, Umar Solikhan, mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian upaya revitalisasi bahasa daerah yang telah menjadi platform merdeka belajar. “Para guru yang telah mengikuti pelatihan dan meraih gelar guru master akan menyampaikan pengetahuan tersebut kepada guru-guru di sekolah lainnya,” jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa setelah itu, para guru akan mengadakan festival tunas bahasa ibu di tingkat sekolah, kabupaten, provinsi, hingga nasional. “Penyelenggaraan festival tunas bahasa ibu tingkat sekolah dan kabupaten menjadi tanggung jawab dinas pendidikan, sedangkan penyelenggaraan festival tingkat provinsi dan nasional menjadi tanggung jawab kami,” katanya.
Lebih lanjut, revitalisasi bahasa daerah merupakan upaya untuk melestarikan bahasa daerah melalui pewarisan kepada generasi muda, mendorong penggunaannya dalam pembelajaran anak-anak agar dapat terjaga dengan baik. “Kami juga bertujuan mendorong generasi muda agar aktif menggunakan bahasa daerah dan memperkayanya,” tambahnya.